1. PROSES KEPUTUSAN PEMBELI
Setiap
saat konsumen dihadapkan pada masalah untuk mengambil berbagai keputusan
membeli. Tahapan untuk mencapai keputusan membeli dilakukan oleh konsumen melalui
beberapa tahapan berikut :
a. Proses pembelian
bermula dari mengenali kebutuhan.kebutuhan dapat dipicu oleh stimulus internal
pada saat kebutuhan normal seperti perasaan lapar, haus, dsb. Dari pengalaman
yang pernah terjadi, orang dapat mempelajari cara mengatasi kebutuhan-kebutuhan
dan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Kebutuhan juga
dapat dipicu oleh stimulus eksternal seperti contoh iklan. Iklan yang
menawarkan suatu produk atau jasa dapat menjadikan seseorang menyadari
kebutuhannya.
b.
Information Search (Mencari Informasi)
Konsumen secara disadari atau tidak akan mencari
informasi. Jika motivasinya kuat dan produk yang sesuaidengan kebutuhan dan
harganya yang terjangkau, mungkin ia akan membelinya. Jika tidak barangkali
konsumen hanya dapat mengingat kebutuhan tersebut atau mencari informasi
sebatas yang berkaitan dengan kebutuhannya.
Jumlah pencarian yang dilakukan akan sangat ditentukan
oleh kuatnya dorongan motivasi, jumlah informasi awal yang didapat, dan
kemudahan dalam memperoleh lebih banyak informasi dan kepuasan yang didapat
dari pencarian. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber yang
meliputi:
- Individu: keluarga, kawan, tetangga, kerabat.
- Komersial : iklan, wiraniaga,penyalur, kemasan, pameran
- Umum: media massa, lembaga konsumen
- Pengalaman: penggunaan produk,pemilikan produk, pengujian produk.
Pengaruh hubungan sumber-sumber informasitersebut terhadap
pembeli bervariasi.pada umunya, porsi informasi terbesar yang diperoleh
konsumen berasal dari sumber komersial yang dikendalikan oleh produsen atau
pemasar. Sedangkan pada pembelian jasa, sumber individu merupakan sumber yang
paling efektif.
c.
Alternative Evaluation (Evaluasi Alternatif)
Cara konsumen memproses informasi untuk sapmpai pada
pemilihan merk disebut evaluasi alternative. Ada beberapa konsep dasar proses
evaluai konsumen:
- Setiap konsumen berusaha untuk memenuhi beberapa kebutuhan dan mencari manfaat tertentu yang dapat diperolehdengan membeli produk atau jasa.
- Konsumen akan memperhatikan tingkat perbedaan pada setiap keunggulan sifat produk.
- Konsumen berkemungkinan untuk mengembangkan ketetapan rasa percaya pada suatu merk dengan merinci setiap keunggulannya. Pengembangan kepercayaan pada merk tertentu ini kemudian dikenal dengan citra merk.
d.
Purchase Decision (Keputusan untuk Membeli )
Pada tahap evaluasi konsumen menyusun peringkat merk
dan membentuk tujuan pembelian. Biasanya keputusan pembelian konsumen akan
menetapkan untuk membeli merk yang paling diminati. Ada dua factor yang dapat
muncul diantara tujuan pembelian dan keputusan untuk membeli. Yang pertama
adalah pengaruh atau sikap pihak lain terhadap pilihan konsumen. Yang kedua adalah
faktor situasi yang tidak terduga. Konsumen enetapkan tujuan pembelian
berdasarkan bebebrapa factor seperti pendapatan keluarga, harga yang terjangkau
dan manfaat yang akan diperoleh. Jika ada situasi yang tidak terduga seperti
pemutusan hubungan kerja, akan dapat mengubah bahkan membatalkan keputusan
pembelian.
e.
Post Purchase Behavior ( Sikap setelah
pembelian)
Setelah melakukan pembelian suatu produk, konsumen
dapat memperoleh kepuasan atau sebaliknya merasa kecewa dengan produk yang
dibeli. Kondisi ini akan berpotensi membentuk perilaku pembelian pada minat
konsumen terhadap produsen atau penjual.faktor penyebab kepuasan atau
kekecewaan di pihak konsumen terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan
citra produk yang didapatkannya.
Proses Keputusan
Pembeli untuk Produk Baru
Pihak produsen umumnya lebih menyukai untuk mempertahankan produk yang
sudah ada dibandingkan dengan melepas produk yang baru. Hal ini disebabkan
karena dalam persaingan yang sudah sangat ketat, perusahaan harus dapat
menyakinkan konsumennya bahwa produk, jasa atau ide yang diterima oleh konsumen
benar-benar baru dan ini biasanya membutuhkan biaya yang sangat besar.
Ada beberapa
tahapan dalam adaptasi produk baru kepada pembeli seperti yang digambarkan
dalam bagan di bawah:
a.
Awareness ( kesadaran)
Pada saat produsen atau pemasar memasarkan produk
baru, konsumen harus dibangkitkan kesadarannya bahwa telah ada produk baru di
pasaran. Cara yang ditempuh biasanya melalui iklan di media massa dengan
gencar. Adakalanya cara yang ditempuh adalah dengan mengumumkan dalam
situs-situs resmi perusahaan tentang produk-produk yang akan dipasarkan atau
melalui pameran-pameran. Cara yang terakhir ini kebanyakan ditempuh oleh
produsen mobil.
b.
Interest (Ketertarikan)
Setelah adanya kesadaran dari konsumen, mereka
tentunya akan tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dan berusaha untuk mencari
informasi sebanyak-banyaknya tentang produk tersebutk.
c.
Evaluation (evaluasi)
Setelah mendapatkan informasi yang dirasakan cukup,
pihak konsumen akan melakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan meliputi
kebutuhan yang diperlukan, keunggulan atau kelebihan yang ditawarkan oleh
produk baru tersebut dibandingkan produk yang lama, harga yang ditawarkan dan
lain sebagainya.
d.
Trial (percobaan)
Jika berdasarkan hasil evaluasi terhadap produk yang
baru dirasakan dapat memenuhi kebutuhannya, konsumen akan membeli produk
tersebut untuk mencoba apakah ada kesesuaian antara kebutuhan yang diinginkan
dengan hasil yang didapatkannya. Masa ini biasanya masa yang kritis bagi suatu
produk, jasa atau ide yang baru, jika berhasil memuaskan konsumen maka produk
tersebut akan dapat diterima oleh pasar.
e.
Adoption ( Adopsi)
Jika produk baru tersebut sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen, maka konsumen akan memilih produk tersebut dibandingkan
produk yang terdahulu atau produk pesaing jika ada.
2.
MEMILIH
ALTERNATIF
Terjadinya
transaksi pembelian (dipandang dari sisi pemasaran) yaitu : Pembelian yang
direncanakan: biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen
memang membutuhkan barang-barang tertentu.
Dalam hal
pembelian yang telah direncanakan, biasanya konsumen telah memiliki pengetahuan
yang lengkap tentang produk yang hendak mereka beli. Misalnya pengetahuan
tentang merek, tentang harga, kemasan, keandalan, pelayanan dan lain
sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada barang-barang yang biasa atau
terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali ada rangsangan-rangsangan tertentu dari
produk substitusi sehingga si konsumen melihat manfaat lebih dari produk
substitusi tersebut. Pembelian yang tidak direncanakan : terjadi karena
konsumen melihat atau merasakan manfaat lain dari manfaat utama produk yang
mereka beli. Lalu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pembelian tidak direncanakan ?
Pertama adalah
lingkungan fisik atau pengetahuan konsumen tentang toko, supermarket atau mall
dimana si konsumen beraktifitas: mencakup pilihan lokasi , tata letak (layout)
rak pajangan. Pemilihan lokasi yang tepat, lahan parkir yang luas, kemudahan
akses dari dan ke toko/supermarket/mall, termasuk juga keamanan lokasi sangat
menentukan apakah konsumen mau berkunjung ke toko Anda atau tidak. Lokasi yang
“sempit”, atau mau parkir saja mesti putar-putar tiga atau empat kali, atau
tidak ada akses kendaraan umum dari dan ke lokasi, atau udara yang sumpek dan
panas, tentu saja menjadikan toko Anda alternatif terakhir untuk dikunjungi.
Kemudian pemilihan warna cat atau wallpaper juga cukup menentukan. Pilihlah
warna yang sesuai dengan tema Anda (misi dan visi Anda), tapi sekaligus
merangsang pembelian.
Kemudian satu hal
lagi yang tidak boleh dilupakan adalah pilihan suara atau musik. Pilihlah musik
yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana toko/supermarket Anda
berada. Pilihan jenis musik untuk waktu-waktu tertentu juga cukup menentukan,
misalkan pagi hari memperdengarkan musik yang lembut-lembut, menjelang siang
mungkin musik yang agak keras/cepat dan seterusnya, yang jelas pilihlah musik
yang Anda yakini bisa merangsang pembelian. Berikutnya (masih termasuk
lingkungan fisik) adalah pengaturan (tataletak) rak display dan penempatan
produk. Aturlah rak-rak display Anda sedemikian sehingga terkesan rapi sehingga
konsumen akan merasa nyaman berjalan di lorong-lorong diantara rak. Demikian
juga dengan barang-barang yang dipajang di rak. Pengelompokan produk sangat
dianjurkan dan diatur sedemikian sehingga konsumen mudah untuk mencarinya, dan
bila perlu, beri informasi-informasi yang lebih memudahkan konsumen seperti
petunjuk letak barang. Sebisa mungkin hindari penempatan barang ditengah-tengah
lorong yang memberi kesan semrawut. Ingat, kecuali membeli barang, konsumen
juga sedang membeli kenyamanan.
Lingkungan fisik
atau pengetahuan konsumen tentang toko/supermarket Anda adalah faktor yang
paling krusial. Mengapa ? Karena dengan mempersiapkan lingkungan fisik
toko/supermarket Anda sebaik mungkin, maka bukan hanya pembelian yang tidak
direncanakan yang dapat Anda jaring, tetapi bahkan konsumen yang sudah
merencanakan membeli produk tertentupun dengan senang hati akan berbelanja di
toko/supermarket Anda.
Faktor kedua
adalah masalah waktu. Ketersediaan waktu juga mempengaruhi konsumen dalam
pengambilan keputusan melakukan pembelian. Jika mereka tidak mempunyai cukup
banyak waktu, maka mereka akan mengurangi waktu untuk pencarian informasi.
Penggunaan informasi yang tersedia juga akan menurun, dan informasi negatif
atau yang tidak menguntungkan turut pula dijadikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan akibat adanya tekanan waktu, sehingga mereka hanya akan
melakukan pembelian yang telah direncanakan saja. Sebaliknya bagi konsumen yang
mempunyai waktu mencukupi akan melakukan pencarian informasi dan mengolahnya
dengan baik sehingga diharapkan dapat memunculkan keinginan pembelian barang
yang tidak direncanakannya. Namun pembelian yang tidak direncanakan yang
dilakukan konsumen terlebih dahulu mempertimbangkan kebutuhan, nilai dan
ketertarikannya pada produk yang akan dibeli.
Faktor ketiga
adalah adanya rangsangan-rangsangan tertentu yang “sengaja” diciptakan oleh
para pemasar sehingga konsumen melakukan pembelian yang tidak direncanakan,
bahkan seringkali tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan ketertarikannya pada
barang yang dibeli. Rangsangan itu dapat berupa potongan pembelian, gift,
gimmick, promo, launching produk baru (atau yang diperbarui), obral, dan
seterusnya. Belanja merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang,
karena belanja bukan saja aktivitas jual beli saja, namun juga merupakan salah
satu kegiatan rekreasi pada masyarakat dewasa ini.
Konsumen mempunyai
berbagai motivasi atau alasan berbelanja, selain untuk mendapatkan produk,
konsumen juga memandang berbelanja sebagai kegiatan menyenangkan yang disertai
satu atau lebih aktivitas seperti yang diungkapkan pakar marketing Henry Assael
bahwa berbelanja merupakan aktivitas menikmati lingkungan toko, menelusuri dan
mengamati penawaran-penawaran toko, berbicara pada pramuniaga, serta
membelanjakan uang. Kegiatan belanja yang tampaknya sederhana ternyata
melibatkan interaksi rumit antara berbagai aspek lingkungan dimana kegiatan
belanja dilakukan sehingga strategi pemasaran dirancang untuk memahami perilaku
berbelanja konsumen ini.
3.
MEMILIH
SUMBER-SUMBER PEMBELIAN
Sebelumnya Sumber-Sumber pembelian itu dipisah menjadi
dua bagian ada faktor Intern & Ekstern. Berikut penjelasannya:
a. Sumber-Sumber Pembelian Intern :
1.
Motivasi
merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
2.
Belajar
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
3.
Kepribadian
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
b.
Sumber-sumber Pembelian ekstern
1.
Kebudayaan
faktor budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam
perilaku konsumen. Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat
cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam
negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen
seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa
kebudayaan yang melekat utuh didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah
terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
2.
Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada umumnya
konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang
produk apa yang harus dibeli.Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu :
- Kelompok acuan : semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi.
- Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
- Peran : meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
3.
Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan
situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama
hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok
dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status
yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan.
Sumber : http://www.slideshare.net/uniiquehartiant/tugas-soft-skill-pembelian
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan.
Sumber : http://www.slideshare.net/uniiquehartiant/tugas-soft-skill-pembelian